oleh Irana Dwi Jayanti
Di tangannya penuh segenggam garam yang siap ditaburkan
Pada
luka hatiku yang menganga, terlalu dalam, berdarah-darah
Karena
cinta dan kepercayaan yang ku serahkan
Dibalas
pengkhianatan menyedihkan
Meringis,
terluka, ekspresi yang mati-matian kusembunyikan
Agar
terlihat tegar dan sanggup bertahan
Dengan
tumpuan kaki yang pura-pura mampu menopang
Dalam
kepedihan yang menyesakkan
Dimana
letak salahku hingga dikecewakan?
Dengan
sikap kejam yang melumpuhkan
Segenap
jiwaku lunglai
Karena
kelemahan dan ketak kuasaan
Lalu
satu kesadaran menyusup dalam jiwa
Bergemuruh
kencang meronta-ronta
Tentang
aku yang telah lama melupakan-Nya
Aku
si pendosa yang tenggelam dalam lumpur dosa
Berdiri
tegap dengan lebih mencintai makhluk-Nya
Hingga
Dia sadarkan aku dengan satu kesadaran
Tentang
kesalahanku dalam mencinta
Engkau
yang tak pernah meninggalkanku
Ampuni
aku yang mau kembali setelah penderitaan ini
Engkau
sadarkan aku karena di dunia ini tiada yang kekal
Kecuali
satu, cinta Mu pada makhlukMu
Wahai
Engkau Maha Pembolak balik hati
Pautkan
hati ini untuk selalu bersamaMu
Dan
jika suatu hari aku kembali mencinta
Biarkan
aku mencinta karenaMu
Karena
kini ku hijrahkan hati ini pada-Mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar